Rabu, 22 Desember 2010

China Larang Bahasa Inggris Rabu

China Larang Bahasa Inggris
Rabu, 22 Desember 2010 | 15:52 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Koran, buku, dan situs internet di China dilarang untuk menggunakan kata-kata dan frase berbahasa Inggris, demikian diumumkan badan penerbitan negara itu. Larangan itu bermaksud untuk menjaga "kemurnian" bahasa China yang saat ini berada dalam bahaya.
Badan Umum untuk Pers dan Penerbitan, yang mengumumkan peraturan baru itu, Senin (21/12), mengatakan, peningkatan penggunakan kata-kata dan singkatan bahasa Inggris dalam tulisan China telah menyebabkan kebingungan dan dinilai sebagai penyalahgunaan bahasa. "Praktik semacam itu sangat merusak standar dan kemurnian bahasa China dan mengganggu harmoni dan keseimbangan bahasa dan lingkungan budaya, menyebabkan dampak sosial yang buruk," kata badan itu dalam situs web-nya.
Badan itu melanjutkan, "Dilarang untuk mencampuradukkan frase bahasa asing seperti kata-kata atau singkatan bahasa Inggris dalam publikasi berbahasa China, atau menciptakan kalimat bermakna kabur karena tidak benar-benar menggunakan ahasa China atau karena menggunakan bahasa asing." Badan tersebut menegaskan, perusahaan yang melanggar peraturan itu akan mendapat sanksi administrasi tetapi tidak memberikan rincian jelas tentang sanksi tersebut.
Singkatan dalam bahasa Inggris seperti NBA (National Basketball Association), GDP (gross domestic product), CPI (consumer price index) dan WTO (World Trade Organization) biasa digunakan dalam publikasi China. Meski demikian, badan itu memberikan sedikit celah, dengan mengatakan, jika diperlukan, istilah-istilah Inggris dapat digunakan tetapi sekarang harus langsung diikuti terjemahan dari singkatan tersebut atau suatu penjelasan dalam bahasa China.
Harian China Daily, Rabu, melaporkan, nama orang atau tempat dalam bahasa Inggris juga harus diterjemahkan.
Seorang editor di sebuah lembaga penerbitan di Beijing mengatakan kepada harian itu bahwa peraturan baru itu sebenarnya dapat menimbulkan reduksi dalam pemahaman. "Tujuan melindungi bahasa China baik. Namun di era globalisasi, pada saat beberapa singkatan Inggris seperti WTO sudah banyak diterima pembaca, terlalu berlebihan untuk menghapuskan singkatan itu," kata editor itu.  "Dalam percakapan, orang-orang juga mengucapkan kata-kata tersebut, maka peraturan itu dapat menciptakan pertentangan antara penggunaan bahasa lisan dan tulisan," tambahnya.
Awal tahun ini, China Central Television dan Beijing Television mengatakan kepada China Dailybahwa mereka menerima pemberitahuan dari pemerintah untuk menghindari penggunaan singkatan dalam bahasa Inggris dalam program berbahasa China.


analisis':  dari pernyataan china yang sangatlah tegas membuktikan china perlahan telah bangkit dari keterpurukannya.. dari ekonomi sampai infrastruktur yang sekarang makin berkembang dan maju..
jadi ini menunjukan sekarang indonesia mencoba menguasai bahasa international perlahan2 it sangatlah membangun untuk negara china sendiri..tq

2 komentar:

  1. wah.. aku rasa sih China kayaknya terlalu fanatik deh.. rasanya dalam berkomunikasi kita juga harus liat sikon kan.. bukankah seseorang semakin berkembang dgn menguasai bayak bahasa..?? Lagipula menurut aku sulit untuk melupakan bahasa ibu..

    lalu masalah penggunaan singkatan.. apakah setiap kali kita harus menyebutkan singkatan tsb dgn panjang lebar? kayaknya sulit deh.. apalagi orang China karena terbiasa dgn intonasi dan pelafalan bhs China sendiri biasanya pengucapan bhs asing kurang mengena gitu.. Jadi daripada salah mending pake singkatannya spy ga salah paham.. hehe..

    Lalu Info ter'update yg aku dapat dari koran sih mandrin skrg udah menggeser bhs Inggris di posisi pertama.. Jadi urutan skrg ini bhs Mandarin, Arab baru Inggris deh..

    BalasHapus
  2. Tq atas infonya vivi.... saran dan infomu berguna buat aku dan teman2 tq

    BalasHapus